KHUTBAH IDUL ADHA : MENELADANI NABI IBRAHIM AS.
KHUTBAH PERTAMA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر 9× لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر
ولله الحمد
إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من
شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يَّهْدِهِ الله فلاَ مُضِلَّ له، ومن يُّضْلِلْ
فلاَ هدي له. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله،
صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّْن.
قَالَ الله تعالى في القرآن الكريم، أعوذُ باللهِ من
الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، يَأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا ربَّكم
الذي خلقكم من نفسٍ واحدةٍ وخلقَ منْها زوْجَهَا وبثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كثيْرًا
ونساء، واتَّقُواالله الذي تساءلون بهِ والأرحام، إن الله كان عليكم رقيبا.
Saudaraku,
kaum muslimin dan muslimat rahimani wa rahimakumullooh jami’an.
Segala puji
bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kita untuk melaksanakan
shalat idul Adha pada pagi hari ini.
Shalat Idul
Adha adalah salah satu syiar Islam yang selayaknya diagungkan. Pelaksanaan
shalat Idul Adha benar-benar sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Beliau
tidak pernah meninggalkannya. Bahkan, para wanita –yang diperintahkan untuk
tetap berada di rumah, dan shalat berjama’ah mereka di rumah lebih utama
daripada shalat berjama’ah mereka di masjid- juga benar-benar ditekankan untuk
ikut keluar ke tempat shalat Id, untuk menyaksikan kebaikan dan syiar Islam
yang besar ini.
Saudaraku,
kaum muslimin dan muslimat rahimakumullooh…
Allah SWT
telah menganugerahkan begitu banyak nikmat kepada kita sebagaimana telah
melimpahkan kebaikan yang banyak kepada nabi kita Muhammad SAW Allah memerintah
beliau untuk mensyukuri demikian banyak anugerah itu dengan melakukan shalat
dan berkurban.
إنا أعطيْناك
الكوْثر، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وانْحَر
“Sesungguhnya
Kami memberikan kepadamu kebaikan yang banyak, maka dirikanlah shalat untuk
Rabbmu dan berkurbanlah.” (Al-Kautsar : 1-2)
Berkurban
adalah bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Darah daging binatang kurban tidak
akan sampai kepada Allah SWT. Yang sampai kepada-Nya hanyalah ketakwaan orang
yang berkurban.
لنْ يَنَال الله لُحُوْمُهَا
وَلاَ دِمَاؤُهَا وَلكنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Daging dan
darahnya tidak akan sampai kepada Allah. Akan tetapi, yang sampai kepada-Nya
adalah ketakwaan dari kalian.” (Al-Hajj : 37)
Seandainya
berkurban tidak memiliki keutamaan selain ittiba’ (meneladani) Rasulullah SAW, cukuplah itu
sebagai keutamaan yang sangat besar yang tidak ada bandingannya. Keutamaan ini
tidak bisa ditukar dengan apapun. Sebab, ittiba’ secara benar kepada Nabi berarti mendulang
kecintaan dan ampunan Ilahi.
قلْ إن كنْتمْ
تحبُّوْنَ الله فاتَّبِعُنِىْ يُحْبِبْكُمُ اللهَ وَيَغْفِرْلُكُمْ ذنُوْبَكم،
والله غفورٌ رحيمٌ
“Katakanlah,
‘Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi Muhammad SAW), niscaya Allah
mencintai dan mengampuni kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Ali Imron : 31)
Jika ada
saudara kita yang belum mampu berkurban, hendaklah tidak berkecil hati. Mungkin
saat ini ada hal yang menghalangi kita untuk melakukan ibadah kurban. Dua orang
sahabat Nabi yang Mulia, Abu Bakar dan Umar RA juga pernah tidak berkurban.
عنْ أَبِيْ
سَرِيْحَة قالَ: رَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَر وَمَا يُضَحِّيَان
Dari Abu
Sarihah (Hudzaifah bin Asid) RA, ia berkata, “saya melihat Abu Bakar dan Umar
tidak menyembelih kurban.” (HR. Abdurrazaq dalam al-Mushannaf).
Intinya, kaum
muslimin yang memiliki kemampuan hendaklah berusaha untuk berkurban. Namun, bagi yang belum memiliki kemampuan, bukanlah sebuah
dosa jika tidak bisa berkurban.
ألله أكبر ألله
أكبر ألله أكبر ولله الحمد
Pada hari ini
pula, saudara kita yang berhaji melakukan aktivitas ibadah haji yang padat.
Setelah kemarin mereka berwukuf di Arafah, dilanjutkan dengan bermalam di
Muzdalifah, pada hari ini mereka hendak melontar jamrah aqaban, menyembelih hadyu,
mencukup rambut, serta melakukan thawaf ifadah dan sa’I bagi yang
melaksanakan haji tamattu’. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan
pertolongan kepada mereka untuk menjalankan haji secara ikhlas dan sesuai
dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Saudaraku,
kaum muslimin, rahimakumullah…
Ibadah haji
dan kurban juga merupakan sunnah Abul Anbiya, bapak para nabi, yaitu Nabiyullah Ibrahim AS.
Beliau adalah figure yang sarat keteladanan.
Allah
memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad SAW untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.
ثُمَّ أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيْمَ حنِيْفًا، ومَا كَانَ مِنَ
اْلمُشْرِكِيْن
“Kemudian
Kami wahyukan kepadamu (wahai Nabi), Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia
tidaklah termasuk orang-orang musyrik.” (An-Nahl : 123)
Beliau adalah
teladan mulia dalam tauhid, tawakkal,
dan kebaikan lain yang sangat banyak. Hanya Allah yang bisa
menghitungnya.
Di antara
sikap terpuji Nabi Ibrahim AS adalah berlepas diri dari kesyirikan dan
orang-orang musyrik serta membenci mereka karena Allah.
Beliau adalah
teladan dalam tawakkal kepada Allah SWT.
Saat akan dilemparkan ke dalam api, Nabi Ibrahim mengucapkan,
حَسْبُنَا الله
وَنِعْمَ اْلوَكِيْل
“Cukuplah
Allah bagi kami, dan Dialah sebaik-baik Dzat yang diserahi segala urusan.”
Adapun kisah yang
menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api, kemudian pada saat
beliau masih berada di udara, Malaikat Jibril menawarkan bantuan, tetapi beliau
menolaknya, dasarnya bukanlah hadits Nabi yang shahih. Ibnu Jarir meriwayatkan kisah tersebut dalam tafsir-nya,
tetapi sanadnya hanya sampai pada al-mu’tamir bin Sulaiman dari sebagian
sahabatnya.
Dengan
tawakkal kepada Allah itulah Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim. Api, yang sifat
aslinya adalah panas, menjadi dingin. Api itu menyelamatkan tanpa memudaratkan.
قُلْنَا
يَنَارُكُوْنِىْ بَرْدًا وَّسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيْم
“Kami
berfirman, ‘Wahai api, jadilah dingin dan
jadilah keselamatan bagi Ibrahim.” (Al-Anbiya : 69).
Nabi Ibrahim
adalah teladan dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Beliau bersedia
mengorbankan sesuatu yang sangat dicintainya dalam rangka mengedepankan cinta
kepada Allah atas segala sesuatu. Allah menganugerahkan beliau seorang anak
yang halim. Namun, pada saat sang anak
sudah bisa diajak bekerja, Allah mewahyukan kepada Nabi Ibrahim untuk
menyembelihnya. Nabi Ibrahim pun melaksanakannya. Putra beliau, Nabi Ismail,
juga tunduk terhada perintah-Nya. Dengan penuh kerelaan hati, Nabi Ismail
bersedia melaksanakannya.
Ketika anak
sudah mencapai usia dapat dipettik manfaatnya olehorang tua, bisa bekerja
membantu orang tua, turunlah wahyu melalui mimpi, yang memerintahkan untuk
menyembelih anak tersebut. Mimpi para nabi adalah wahyu, sebagaimana hadits
Nabi dari Ibnu Abbas RA,
رُؤْيَا اْلأنْبِيَاءِ
وَحْيُ
“Mimpi para
nabi adalah wahyu.” (HR. Al-Hakim, dinyatakan shahih sesuai dengan syarat
Al-Bukhori dan Muslim oleh Adz-Dzahabi).
Nabi Ismail
AS sungguh anak yang sangat taat kepada Allah lagi berbakti kepada ayahnya.
Dengan penuh kerelaan hati, beliau menyatakan,
يَا أَبَتِ
افْعَلْ مَا تُؤْمَر، سَتَجِدُنِىْ إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْن
“Wahai
ayahku, lakukanlah apa yang
diperintahkan kepadamu. Engkau akan mendapatiku, insya Allah termasuk
orang-orang yang sabar.” (Ash-Shaffat : 102)
Bahkan Nabi
Ismail AS mempermudah proses penyembelihan itu. Nabi ismail AS menganjurkan
agar sang ayah menelungkupkan wajahnya pada saat akan menyembelihnya. Tujuannya
agar sang ayah tidak melihat wajahnya saat akan menyembelihnya, kemudian timbullah perasaan tidak tega dan
kasihan sehingga beliau mengurungkan niatnya.
Ketika
melihat kejujuran iman yang ada pada keduanya, Allah SWT memberikan jalan
keluar, yaitu mengganti Nabi Ismail AS dengan domba putih untuk disembelih.
Pada
kesempatan ini, saya hendak memberikan pesan dan nasihat kepada para ibu, kaum
muslimah. Ada tiga hal yang akan saya sampaikan kepada ummahat dan akhawat yang menghadiri khutbah Id
ini.
1.
Yakinlah akan
pertolongan Allah SWT. Selama kita menjalankan ketaatan kepada Allah, ingatlah
bahwa Allah SWT tidak akan sekali-kali menyia-nyiakan kita.
Istri Nabi Ibrahim, Hajar, yakin akan pertolongan
Allah SWT. Saat mengetahui bahwa dirinya ditinggalkan hanya bersama bayinya di lembah tandus, tanpa
pepohonan, dan tanpa teman, karena perintah Allah, ia berkata, “kalau demikian,
Allah tidak akan menyia-nyiakan kami.”
2.
Jadilah
isteri yang banyak bersyukur, menikmati anugerah Allah dengan pujian
kepada-Nya. Jangan banyak mengeluh, niscaya keberkahan dari Allah tercurah
dalam kehidupan anda.
3.
Janganlah
bergosip dan bergunjing, memperbincangkan orang muslim lain yang sedang tidak
bersama anda, yang jika ia mendengar perbincangan tersebut, ia tidak akan
senang. Sama saja apakah yang digunjingkan itu lelaki atau wanita. Itu adalah
ghibah yang termasuk dosa besar.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufik
dan pertolongan-Nya kepada kita semua. Aamiin YRA.
بَارَك الله لِيْ وَلَكُمْ فِي ْالقُرْآنِ اْلعَظِيْم، وَنَفَعَنَا
بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلبَيَانِ وَالذِكْرِ اْلحَكِيْم، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا،
وَأسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ، فاستغفروه إنه
هو الغفور الرحيم.
KHUTBAH KEDUA
الحمد لله رب
العالمين، حمْدًا كثِيْرًا طيِّبًا مُبَارَكًا فيْه كمَا يُحِبُّ رَبُّنَا
وَيَرْضَاه.
وأشهد أن لا إله
إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبه ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله واصحابه
ومنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
قال الله تعالى في
القرآن الكريم، أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم،
يأيها الذين آمنوا إِنْ تَتَّقُواالله يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِرْ
عنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ ويَغْفِرْ لكم، واللهُ ذُو اْلفَضْلِ العَظِيْم.
اللهم اغفر
للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات،
الأحياء منهم والأموات.
اللهم حَبِّبْ
إِلَيْنَا اْلإيْمَان، وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكفْرَ
والفُسُوْقَ وَالعِصْيَان، واجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْن...
اللهم انْصُرْنَا
عَلَى أَعْدَائِنَا، وَأصْلِحْ أُمُوْرِنَا، وَاهْدِ وُلاَ تَنَا لِمَا فِيْهِ
اْلخَيْرُ وَالصَّلاَح فِي دِيْنِنَا ودُنْيَانَا، إِنَّكَ جَوَّاد كَرِيْم...
اللهمَّ إِنا
نَسْألُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَاف والغِنَى...
ربنا آتنا في
الدينا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار...
وصل الله على
نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم والحمد لله رب العالمين...
0 comments:
Post a Comment